Kepemimpinantransformasional juga mengukur sejauh mana hubungan dan dampak dari pemimpin terhadap anggotanya. Berkaitan dengan hal ini, Jokowi menyatakan bahwa koordinasi merupakan kunci dari semua kegiatan penyelenggaraan pemerintahan. Sehingga, ia memberi perintah kepada setiap kementerian/lembaga untuk menghilangkan ego perbedaanperan, inisisasi struktur, dan kombinasi dari dua atau lebih hal-hal tersebut. James MacGregor Burns dalam Luthans (2006:653) mengidentifikasi dua jenis kepemimpinan yaitu Kepemimpinan transformasional (transformational Leadership) dan Kepemimpinan transaksional (transactional leadership). Pemimpin Terdapatkelebihan dan kekurangan setiap gaya kepimpinan. Dalam artikel ini, kami akan membantu anda mengenal pasti gaya kepemimpinan yang anda miliki sekarang dan ciri gaya kepemimpinan yang lain. Kepemimpinan transformasional berfungsi dengan baik di persekitaran di mana perubahan diperlukan seperti ketika syarikat mengambil arah baru Pemimpinyg berperan dan mengatakan apa, bagaimana, kapan dan dimana tugas hrs dilaksanakan. 2. Selling: Tugas tinggi dan hubungan tinggi, sudah terjadi komunikasi dua arah; * 3. Parcipating: Tugas rendah dan hubungan tinggi, pemimpin dan pengikut bersama-sama mengambil andil dalam mengambil keputusan 4. Delegating: Perilaku hubungan dan tugas diartikansebagai sebuah proses saling meningkatkan diantara para pemimpin dan pengikut ke tingkat moralitas dan motivasi yang tinggi. Kepemimpinan transformasional harus dapat A LATAR BELAKANG. Kepemimpinan, bagi seorang wirausaha, adalah modal yang sangat penting nya dengan kepercayaan dan kreativitas. Kreativitas yang tinggi membuat Anda inovatif dan adaptif, kaya dengan pembaruan dan tidak mudah terhambat oleh kejadian-kejadian dari luar. Namun tanpa ketik percayaan, kreativitas yang hebat tidak mempunyai nilai Perilakumemimpin yang ditandai dengan adanya keketatan pelaksanaan suatu prosedur yang telah berlaku untuk pemimpin dan anak buahnya. Gaya Kepemimpinan Laissez Faire Gaya ini akan mendorong kemampuan anggota dalam mengambil inisiatif. Gaya Kepemimpinan Karismatis Kelebihan dari gaya kepemimpinan karismatis ini ialah mampu Kepemimpinantransformasional (kharismatik) adalah kepemimpinan yang mampu memotivasi bawahan untuk mengerjakan lebih dari yang diharapkan semula dengan meningkatkan rasa pentingnya bawahan dan nilai pentingnya pekerjaan. Pemimpin ini mampu membuat bawahan menyadari perspektif yang lebih luas sehingga kepentingan individu akan Kepemimpinantransformasional adalah kepemimpinan yang bersifat sosial dan peduli dengan kebaikan bersama, pemimpin yang bersifat sosial ini mengalahkan kepentingan mereka sendiri demi kebaikan orang lain (Bass dan Steidlmeier, 1999 dalam House, 2013). Bass (1985) dalam House (2013) menyatakan bahwa kepemimpinan transformasional PENDAHULUANKepemimpinan Transformasional Gagasan kepemimpinan transformasional yang dikembangkan pertama kali oleh James McGregor Burns pada tahun 1978 dan kemudian diperpanjang oleh Bernard Bass serta yang lain . [ 1 ] . Kepemimpinan transformasional adalah tentang bagaimana memperkenalkan dan menerapkan ide-ide baru . Itsn. Lanskap bisnis dan industri berubah dengan cepat, sehingga perusahaan pun dipaksa untuk turut melakukan perubahan dan beradaptasi. Tetapi praktik-praktik perusahaan, cara kerja, dan pola pikir para pegawai sulit untuk diubah. Disini lah fungsi kepemimpinan transformasional. Apa itu kepemimpinan transformasional? Istilah “kepemimpinan transformasional” bukanlah sebuah hal baru; istilah ini diciptakan oleh James MacGregor Burns pada tahun 1978, namun baru dikenal luas dalam beberapa tahun terakhir. Kepemimpinan transformasional atau transformational leadership adalah sebuah gaya kepemimpinan yang mengidentifikasi perubahan yang diperlukan, menyusun visi yang akan membuka jalan bagi perubahan yang dibuat dan melaksanakan rencana yang diperlukan agar perubahan tersebut terjadi. Sangat mudah untuk melihat mengapa gaya kepemimpinan ini penting dalam dunia yang senantiasa berubah saat ini. Karakter para pemimpin transformasional Visioner Pemimpin transformasional haruslah visioner, agar dapat memprediksi kondisi yang ideal bagi perusahaan mereka sebelum merencanakan perubahan untuk mencapai visi tersebut. Untuk mengembangkan suatu visi bagi perusahaan mereka, para pemimpin transformasional harus memiliki pola pikir optimis tentang perkembangan industri, dan terus-menerus menganalisis bagaimana perkembangan tersebut dapat berdampak pada industri dan perusahaan mereka. Menginspirasi Perubahan dalam perusahaan tidak dapat diterapkan secara paksa, karena metode ini membutuhkan adanya pengawasan konstan, yang berarti terbuangnya sumber daya dengan sia-sia. Perubahan harus dilakukan dengan disertai perubahan pemikiran, pola pikir, dan perilaku secara bertahap. Inilah alasan mengapa pemimpin transformasional harus dapat menjadi inspirasi; memberikan teladan yang etis, empatis, tulus, optimis, serta berwibawa. Dengan menunjukkan atribut positif tersebut, akan secara otomatis menginspirasi para pegawai yang berada di sekitarnya dan memudahkan terlaksananya perubahan yang diperlukan Kemampuan beradaptasi Tujuan para pemimpin transformasional adalah untuk menciptakan perubahan yang positif. Oleh sebab itu, mereka harus dapat beradaptasi dengan lingkungan kerja yang dinamis. Mereka mencari cara untuk meminimalisir risiko yang dihasilkan dari berbagai implementasi dan perubahan baru, menjawab tantangan dari dinamika pasar yang baru, serta mencoba-coba berbagai metode untuk melakukan tugas-tugas tertentu demi kemajuan perusahaan. Berpikiran terbuka Untuk dapat menerapkan perubahan, harus ada penerimaan nilai-nilai dan prosedur baru terlebih dahulu. Para pimpinan dituntut untuk memiliki pemikiran terbuka terkait metode baru yang diusulkan. Para pimpinan harus berusaha untuk tidak bersikap konservatif atau skeptis; menunjukkan kemauan untuk mencoba merupakan suatu sinyal bagi para pegawai untuk berpiki;4ran terbuka pula, sebuah kekuatan halus’ yang mendorong adanya inovasi dan perubahan dalam perusahaan. Progresif Sesuatu yang transformasional melibatkan adanya perubahan dan peningkatan, atau pada dasarnya mengalami kemajuan. Oleh sebab itu, pemimpin yang memiliki tujuan transformasional haruslah bersifat progresif; bersedia menerima gagasan dan praktik terbaik industri yang akan meningkatkan standar perusahaan dalam berbagai aspek. Mereka tidak takut untuk menjajaki area-area baru, selama dinilai akan menguntungkan di masa depan. HR dan kepemimpinan transformasional agen perubahan HR selalu berada di lini depan, baik sebagai agen perubahan maupun pemeliharaan. Kepemimpinan transformasional berkaitan erat dengan perubahan dan peningkatan, sehingga gaya kepemimpinan ini berdampak langsung pada HR dalam beberapa aspek. Pertama-tama, HR dituntut untuk memegang peranan yang lebih aktif dalam gaya kepemimpinan ini. HR harus ikut merencanakan, menerapkan dan mengumumkan perubahan yang diperlukan sesuai visi sang pimpinan. Ini membutuhkan penyusunan strategi yang matang bersama para stakeholder untuk membuat perencanaan yang tepat dan sesuai dengan budaya perusahaan. Pemantauan dan pengumpulan data terkait progres perubahan yang diperlukan merupakan tanggung jawab HR. Untuk melakukannya, HR harus mengembangkan metode pengukuran metrics untuk menilai apakah perusahaan bergerak ke arah perubahan yang diperlukan, dan rencana darurat untuk melakukan intervensi apabila perusahaan justru bergerak menyimpang dari rencana yang dimaksud. Kemudian dilakukan pelaporan kepada para stakeholder atau pemangku kepentingan mengenai progres perubahan yang direncanakan. HR, bersama dengan para pimpinan / manajer lainnya, diharapkan menjadi perwujudan atas perubahan yang diusulkan. HR harus bersedia menerima kritik dari perubahan yang diusulkan, memahami sepenuhnya manfaat dari perubahan tersebut agar mampu menyampaikan pesan dengan jelas kepada perusahaan, dan bersikap optimis sehingga memancarkan aura’ positif yang akan menginspirasi para pegawai untuk turut mengadopsi perubahan yang diusulkan. Tanggung jawab yang dibebankan kepada HR mungkin terdengar sangat besar, tetapi apabila tidak terdapat kepemimpinan transformasional, perusahaan menanggung risiko untuk ketinggalan jaman’ karena lingkungan usaha dan lanskap industri yang senantiasa berubah. Ingat, perubahan adalah satu-satunya yang pasti change is the only constant. Kepemimpinan transformasional adalah salah satu model kepemimpinan yang banyak dipilih para pemimpin dalam organisasi. Bentuk kepemimpinan tersebut memiliki beberapa arti yang berbeda-beda menurut beberapa ahli, namun pada dasarnya mengarah pada hal yang sama. Dalam kepemimpinan tersebut umumnya menekankan beberapa nilai-nilai penting pada para bawahannya untuk mencapai kepentingan organisasi. Sehingga para anggota secara khusus dapat melupakan kepentingan pribadi dan melakukan yang terbaik untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana konsep kepemimpinan transformasional dengan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan library research. Penelitian ini menjelaskan tentang konsep kepemimpinan transformasional yang meliputi gaya, ciriciri, karakteristik, prinsip, kelebihan dan kekurangannya. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free MindSet Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Copyright2022 Authors. This is an open-access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution License Volume 1 Nomor 1 Maret 2022 EISSN 2828-8009 Konsep Kepemimpinan Transformasional Basirun1, Turimah2 1,2 Sekolah Tinggi Agama Islam Ma’arif Kalirejo Lampung Tengah basirun2 ABSTRAK Kepemimpinan transformasional adalah salah satu model kepemimpinan yang banyak dipilih para pemimpin dalam organisasi. Bentuk kepemimpinan tersebut memiliki beberapa arti yang berbeda- beda menurut beberapa ahli, namun pada dasarnya mengarah pada hal yang sama. Dalam kepemimpinan tersebut umumnya menekankan beberapa nilai-nilai penting pada para bawahannya untuk mencapai kepentingan organisasi. Sehingga para anggota secara khusus dapat melupakan kepentingan pribadi dan melakukan yang terbaik untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana konsep kepemimpinan transformasional dengan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan library research. Penelitian ini menjelaskan tentang konsep kepemimpinan transformasional yang meliputi gaya, ciriciri, karakteristik, prinsip, kelebihan dan kekurangannya. Kata Kunci Kepemimpinan, Transformasional ABSTRACT Transformational leadership is one of the leadership models that many leaders choose in organizations. This form of leadership has several different meanings according to some experts, but basically leads to the same thing. In this leadership generally emphasizes several important values on his subordinates to achieve the interests of the organization. So that the members in particular can forget about personal interests and do their best to achieve a common goal. The purpose of this study is to find out how the concept of transformational leadership uses qualitative methods with a library research approach. This study describes the concept of transformational leadership which includes styles, traits, characteristics, principles, advantages and Kepemimpinan, Transformasional Konsep Kepemimpinan Transformasional 35 D O I Basirun, Turimah PENDAHULUAN Kepemimpinan dalam bahasa inggris diartikan sebagai “Leadership”, namun secara umum kepemimpinan dapat diartikan sebagai hubungan yang erat antar seseorang dengan suatu kelompok. Menurut Komariah 2014, kepemimpinan mempunyai kepentingan yang sama. Selain itu, Kepemimpinan juga merupakan aspek yang sangat urgen dalam menentukan keberhasilan suatu organisasi, karena kepemimpinan memiliki keterkaitan terhadap perilaku seorang pemimpin dalam memengaruhi para pegawai atau karyawannya, sehingga para pegawai mau bekerja sama untuk mewujudkan suatu tujuan organisasi. Menurut Asmarazisa 2016, kepemimpinan akan berjalan dengan baik jika pemimpin dan karyawan memiliki kerja sama yang baik. Dengan cara memiliki kesepakatan yang sama serta memiliki mekanisme dan strategi yang diperlukan untuk sampai ke tujuan yang dicapai. Selanjutnya kepemimpinan menurut Rivai 2004 kepemimpinan secara luas meliputi proses mempengaruhi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi prilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok atau budayanya. Menurut Rivai 2002 Peran kepemimpinan dapat pula di bagi menjadi 1. Pemimpin masa depan harus fleksibel dan mempunyai pengalaman yang luas. 2. Menganggap tanggung jawab “ seremonial “ atau spiritual “ sebagai kepala organisasi menjadi suatu fungsi yang diperlukan, bukan suatu hal yang remeh yang harus dialami atau didelegasikan kepada orang lain. 3. Peraturan tidak lagi di buat secara efektif terpusat di puncak organisasi. Eksistensi pemimpin sangatlah penting dalam suatu organisasi, sebab melalui pemimpinlah setiap instruksi dan perintah dalam organisasi dikeluarkan, sehingga maju dan mundurnya suatu organisasi, tidak dapat dilepaskan dari tangung jawab moril seorang pemimpin, sebagai pemberi perintah pada organisasi tersebut. Menurut Wayne K. Hoy dan Cecil G. Miskel, kepemimpinan dipresepsikan sebagai faktor tunggal di dalam kesuksesan atau kegagalan institusi. Oleh karenanya penentuan seorang pemimpin dalam organisasi perlu melalui pertimbangan yang matang dan mendalam, dari aspek tinjauan kemunculan pemimpin dapat dijelaskan melalui beberapa teori yang ada. Paling tidak terdapat tiga teori tentang munculnya pemimpin yaitu teori genetis, sosial, dan ekologis/sintesis. Adapun penjabaran terhadap tiga teori tersebut ialah sebagai berikut 1 Teori Genetis. Menurut teori genetis, seorang pemimpin tidak dibuat melainkan dilahirkan, dimana saat lahir seorang pemimpin telah menunjukkan bakat dan potensi kepemimpinannya. Hal ini membuatnya ditakdirkan lahir menjadi seorang pemimpin, dalam situasi dan kondisi tertentu. 2 Teori Sosial. Menurut teori sosial, seorang pemimpin harus disiapkan, dididik, dan dibentuk. Hal ini menunjukkan bahwa seorang pemimpin tidak lahir begitu saja, namun ia tumbuh dan berkembang dibentuk oleh situasi dan keadaan yang ada disekelilingnya. Hal ini menyebabkan dalam teori sosial, bahwa setiap orang dapat menjadi seorang pemimpin. Hal ini dapat disiapkan melalui usaha penyiapan, dan pendidikan, serta didorong oleh kemauan dari dalam diri. 3 Teori Ekologis/Sintesis. Menurut teori ekologis/sintesis, seorang pemimpin adalah individu yang sejak lahir telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, dan kemudian bakat tersebut perlu ditunjang dan dikembangkan melalui pengalaman dan usaha pendidikan. Melalui teori ini, presepsi seorang pemimpin dicoba untuk disintesiskan, yakni tidak hanya karena faktor given sesuatu yang telah dibawa sejak lahir, namun juga perlu ditunjang dengan dukungan lingkungan dan pengembangan kompetensi- kompetensi lain, yang sekiranya dianggap menunjang bagi aspek kepemimpinan tersebut. KAJIAN PUSTAKA Beberapa hasil penelitian terdahulu yang penulis gunakan sebagai kajian empirik dalam penulisan penelitian ini yaitu Penelitian yang dilakukan oleh Harmoko 2017 bahwa gaya kepemimpinan yang sesuai dengan perubahan tersebut adalah gaya kepemimpinan transformasional. Gaya kepemimpinan ini mampu mengikuti perkembangan informasi, kemajuan teknologi, tuntutan profesionalisme kerja, dan perubahan karakter penggunanya. Selanjutnya, Penelitian yang ditulis oleh Prahesti, Riana, dan Wibawa 2017 bahwa semakin tinggi peran ekstra yang dimiliki oleh karyawan koperasi-koperasi di Tabanan, maka akan semakin tinggi pula niat karyawan tersebut untuk meningkatkan kinerjanya. Selanjutnya menurut Saleem 2015 dalam fenomena yang terjadi berdasarkan jurnal yang ditulisnya yaitu mengenai dampak gaya kepemimpinan terhadap kepuasan Konsep Kepemimpinan Transformasional 36 D O I Basirun, Turimah jabatan, didalam penelitian tersebut dikatakan bahwa gaya kepemimpinan transformasional pengaruh secara positif terhadap kepuasan jabatan didalam bidang politik sehingga melalui gaya kepemimpinan yang tepat akan mempengaruhi kepuasan terhadap jabatan orang-orang yang berhubungan termasuk setiap karyawan yang berada dibawah kepemimpinan seseorang tersebut. Oleh karena itu, kepemimpinan transformasional sangat berperan penting dalam proses peningkatan kinerja karyawan atau pegawainya, hal itu ditujukan dengan bukti jika seorang pemimpin memiliki sikap transformasional yang tinggi, dia akan memberikan contoh yang bersifat positif kepada pegawai. Selain itu dalam kepemimpinan transformasional Sistematika dapat berpengaruh, dimana seorang pemimpin masuk kedalam bagian struktur pemimpin formal yang mempengaruhi besarnya kewenangan yang dimiliki dan batas-batas pengaruh itu dilakukan oleh orang, pekerjaan dan pola hubungan. Berlandaskan dengan penelitian-penelitian sebelumnya terdapat perbedaan pada penelitian ini, yaitu penelitian ini hanya menjelaskan secara konseptual bentuk dari kepemimpinan transformasional karena metode penelitiannya menggunakan penelitian kepustakaan. METODE PENELITIAN Pada penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan library research. Penelitian kepustakaan library research merupakan penelitian yang berfungsi mendapatkan informasi dari buku, majalah, dokumen, catatan sejarah atau dengan kata lain fasilitas yang terdapat dalam perpustakaan. Pendekatan kepustakaan adalah penelitian dengan kegiatan mencari data dari membaca buku dan mengolahnya, yang dalam hal ini adalah mengenai kepemimpinan transformasional. Dalam proses penelitian library reseaarch, perpustakaan menjadi tempat yang utama untuk mendapatkan data dan informasi yang relevan untuk dibaca dan dikumpulkan, dikaji dan dicatat. PEMBAHASAN 1. Pengertian Kepemimpinan Transformasional Menurut Robbins dalam Setiawan and Muhith 2013 kepemimpinan transformasional merupakan sebuah teori kepemimpinan yang modern dimana suatu gagasan awalnya dikembangkan oleh James McGroger Burns, beliau mengatakan bahwa kepemimpinan transformasional yang jelas adalah dimana sebuah proses pimpinan dan para bawahannya selalu berusaha untuk mencapai tingkat moralitas serta motivasi yang lebih tinggi dari sebelumnya. Menurut Wutun, kepemimpinan transformasional memiliki konsep dari Bass. Dimana bass ini merupakan salah satu konsep kepemimpinan yang dapat menjelaskan lebih rinci atau secara tepat dalam menggambarkan pola perilaku kepemimpinan atasan yang nyata ada dan mampu memuat pola-pola perilaku dari teori kepemimpinan lain. Wutun juga menyatakan bahwa pemimpin selalu berusaha untuk memperluas dan meningkatkan kebutuhan yang melebihi minat pribadi serta bertujuan untuk mendorong perubahan tersebut ke arah kepentingan. Kepemimpinan transformasional dapat didefinisikan juga sebagai kepemimpinan dimana para pemimpin menggunakan karisma, selain itu mereka juga dapat menggunakan stimulasi intelektual untuk melakukan transformasional dan menghidupkan organisasinya. Menurut Hakim 2018 mengungkapkan bahwa para pemimpin yang transformasional lebih mementingkan reaktualisasi para pengikut dan organisasinya secara menyeluruh ketimbang memberikan instruksi-instruksi yang bersifat Top Down, artinya suatu Pendekatan dari atas ke bawah, yang menggunakan pengambilan keputusan oleh pemerintah dan kemudian akan dikomunikasikan kepada rakyat, Selain itu pemimpin yang transformasional lebih memposisikan dirinya sebagai mentor yang bersedia menampung aspirasi para bawahannya. Kepemimpinan transformasional hadir dalam kehidupan dunia kepemimpinan dapat menjadi jawaban atas berbagai macam persoalan tentang tantangan pada zaman saat ini. Dimana pada zaman sekarang banyak perubahan. Bukan lagi zaman ketika manusia dapat menerima segala apa yang menimpanya, tetapi pada zaman sekarang sangat berbeda pada zaman dahulu karena pada zaman sekarang banyak manusia yang mengkritik dan meminta yanglayak dari apa yang Konsep Kepemimpinan Transformasional 37 D O I Basirun, Turimah diberikannya secara kemanusiaan. Terminology motivasi Maslow mengutip bahwa manusia di era saat ini adalah manusia yang memiliki keinginan mengatualisasikan dirinya, yang berimplikasi pada bentuk pelayanan dan penghargaan terhadap manusia itu sendiri. Oleh karena itu kepemimpinan transformasional pada zaman sekarang tidak hanya didasarkan pada kebutuhan akan penghargaan diri, tetapi juga dapat menumbuhkan kesadaran atas adanya pemimpin untuk mengambil alih dalam berbuat yang terbaik sesuai dengan kajian perkembangan manajemen dan kepemimpinan yang memandang manusia, kinerja, dan pertumbuhan organisasi merupakan sisi yang saling berpengaruh. Dari deskripsi di atas, dipahami bahwa kepemimpinan transformasional adalah proses kepemimpinan yang membawa perubahan melalui visi yang jelas, pelibatan bawahan dalam setiap aktivitas, dan kharismatik sebagai daya perekat antara bawahan dan pemimpin. 2. Gaya Kepemimpinan Transformasional Sudarwan Danim Shalahuddin, 2015 menjelaskan bahwa kepemimpinan transformasional berasal dari kata “to transform” yang artinya mentransformasikan atau mengubah sesuatu menjadi bentuk yang berbeda. Seperti mentransformasikan visi menjadi sebuah realita, potensi yang menjadi actual, laten yang menjadi manifest dan lain-lain. Menurut Suarga 2017 kepemimpinan transformasional adalah pemimpin yang mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi bawahannya dengan cara tertentu. Yaitu dengan cara melakukan penerapan dalam kepemimpinan transformasional maka bawahan akan merasa dipercayai, dihargai, dan loyal serta respek terhadap pemimpinnya. James McGregor Burns merupakan seorang ilmuan yang pertama kali mengemukakan tentang konsepsi kepemimpinan transformasional. Bernard Bass dalam kaitannya dengan kepemimpinan transformasional mengatakan bahwa “Transformational leaders transform the personal values of followers to support the vision and goals of the organization by fostering an environment where relationships can be formed and by establishing a climate of trust in which visions can be shared”. Sedangkan secara operasionalnya Bernard Bass memaknai bahwa kepemimpinan transformasional adalah “Leadership and performance beyond expectations”. Penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Seorang pemimpin transformasional harus mampu mentransformasikan secara optimal tentang sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang bermakna sesuai dengan target yang telah ditentukan. Seperti Sumber daya manusia, Fasilitas, dana, dan faktor eksternal organisasi. Sedangkan dalam indikatornya, dengan cara memberikan pembaharuan, memberi teladan, mendorong kinerja bawahan, mengharmoniskan lingkungan kerja, memberdayakan bawahan, bertindak atas sistem nilai, serta meningkatkan kemampuan dan mampu menghadapi dalam situasi yang rumit. 3. Ciri–Ciri Kepemimpinan Transformasional Ciri-ciri seorang pemimpin transformasional adalah dia yang senantiasa merangkul segala hambatan maupun halangan yang terdapat dalam organisasi. Setidaknya ada empat ciri-ciri kepemimpinan transformasional yang dijabarkan oleh Robbins dan Judge 2008, yaitu a. Pertimbangan Individual Individualized Consideration Di sini seorang pemimpin akan memperlakukan setiap bawahannya sebagai individu yang berbeda satu sama lain dan akan memonitor, mendampingi serta menumbuhkan peluang bagi para bawahan tersebut. Dengan begitu, pemimpin akan melihat setiap pengikutnya dengan cara yang berbeda-beda dan mengenali mereka serta memperlakukan mereka dengan kemampuan, kebutuhan dan aspirasi yang berbeda pula. Pemimpin juga akan memberi pelatihan maupun saran yang berbeda-beda. b. Motivasi Inspirasional Inspirational Motivation Merupakan perilaku atau kemampuan dari seorang pemimpin dalam mengomunikasikan harapannya yang tinggi serta menyampaikan visi bersama dengan menarik kepada setiap orang yang dipimpinnya. Konsep Kepemimpinan Transformasional 38 D O I Basirun, Turimah Dalam penyampaian tersebut, pemimpin akan menggunakan simbol-simbol yang menarik agar bawahannya terinspirasi untuk mencapai tujuan dari organisasi tersebut, sehingga organisasi akan mengalami kemajuan yang penting. c. Pengaruh Ideal Idealized Influence Pengaruh ideal juga kerap disebut sebagai pemimpin yang karismatik. Pasalnya pemimpin tersebut memiliki kemampuan atau perilaku dalam membagikan visi dan misi bagi anggotanya, sehingga membuat anggotanya mempunyai keyakinan yang mendalam kepada pemimpin tersebut. Pengikut akan memiliki rasa bangga dan respek kepada pemimpinnya, sehingga mereka akan merasa sangat bangga menjadi pengikut dari pemimpin tersebut. Mereka juga percaya bahwa pemimpinnya merupakan sosok yang memiliki kapasitas dalam menyelesaikan permasalahan. d. Stimulasi Intelektual Stimulasi Intelektual Yakni kemampuan dari seorang pemimpin dalam meningkatkan kecerdasan, kreativitas, dan inovasi dari pengikutnya. Dari keempat dimensi atau ciri-ciri kepemimpinan transformasional tersebut, dipahami bahwa „pisau analisis‟nya mengarah pada pandangan makro dan mikro. Proses mempengaruhi antar individu dalam organisasi pendidikan disebut sebagai pandangan secara mikro, sedangkan upaya mobilisasi kekuatan kekuasaan keahlian dan kekuasaan referensi untuk mereformasi dan mentransformasi sistem sosial serta kelembagaan disebut sebagai pandangan makro. 4. Karakteristik Kepemimpinan Transformasional Bahar A. Setiawan dan Abd. Muhith menerangkan bahwa kepemimpinan transformasional ini konsep mulanya awal dikemukakan oleh James MacGregor Burn dengan teori bahwa kepemimpinan transformasional adalah upaya mempengaruhi untuk meningkatkan moralitas dan motivasi yang lebih tinggi oleh pimpinan dan juga para anggotanya. Dalam upaya ini, pimpinan bersikap kharismatik, egaliter, antusias dalam menyampaikan visi misi organisasi, dan memerhatikan kebutuhan bawahan agar bersama mewujudkan perubahan ke arah baru yang lebih baik. Hal senada disebutkan oleh Mujammil Qomar dengan ungkapan bahwa pemimpin yang kuat dan berpengaruh yakni yang dapat mewujudkan suatu perubahan. Perubahan yang dimaksud dalam organisasi pendidikan tentu bertitik tolak kepada Sumberdaya manusia SDM yang ada di dalamlembaga pendidikan. Adapun SDM yang dituju ialah bagaimana pimpinan meningkatkan mutu para guru dan para staf di lembaga yang dipimpinnya untuk kompetitif berdaya saing tinggi dan survive mampu bertahan seiring perubahan masa atau zaman. Bahkan lebih lanjut, Veithzai dan Rivai menegaskan bahwa untuk mewujudkan perubahan dalam kepemimpinan transformasional, pemimpin harus mematrikan dalam dirinya hubungan yangbersifat membangun dan saling berpartisipasi dengan bawahan, melalui upaya motivasi dan menumbuhkan kesadaran terkait nilai-nilai tugas dalam lembaga organisasi, bahkan berkomitmen dan rela berkorban demi kemajuan organisasi dengan memerhatikan kebutuhan komponen organisasi ke taraf lebih baik. Dari konteks ini, maka dirincikan karakteristikkepemimpinan transformasional, antara lain a memilikivisi yang besar; b pemimpin sebagai lokomotifperubahan; c siap terhadap risiko dari segala keputusan yang dipertimbangkan secara matang; d menumbuhkan kesadaran bersama terkait pentingnya mencapai tujuan organisasi; e percaya akan kapasitas dan kapabilitasanggota; f luwes serta terbuka terhadap perkembangan dan pengalaman baru; g mengutamakan motivasi intrinsik daripada ekstrinsik; h pimpinan dan anggota siap berkorban demi kepentingan bersama organisasi; dan i pimpinan membimbing perilaku anggota kepada kultur dan pengembangan nilai inti dari organisasi. Berdasarkan uraian di atas, dipahami bahwa ada 3 poin penting sebagai karakter dari pimpinan dalam kepemimpinan transformasional, yakni 1 pemimpin berjiwa utuh dan Konsep Kepemimpinan Transformasional 39 D O I Basirun, Turimah independen dalam mewujudkan visi organisasi, 2 bawahan memiliki kesadaran akan pentingnya kebersamaan mencapai tujuan, ditambah suplemen motivasi dan dukungan dari pimpinan, dan 3 seluruh sumberdaya organisasi kepemimpinan transformasional siap mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan organisasi tanpa mengharapkan imbalan material. 5. Prinsip Kepemimpinan Transformasional Prinsip merupakan acuan atau pedoman, dan menjadi cirri khas tersendiri. Yang artinya kepemimpinan tranformasional mempunyai ciri khas tersendiri, berbeda dengan yang lain. Terdiri dari beberapa prinsip untuk menegakkan kepemimpinan model transformasional yaitu a Pandai mengungkapkan rasa Pemimpin harus pandai menjelaskan visi misi dengan terang dan gamblang. Agar bawahan paham apa tujuan awal dan apa yang harus dicapainya. b Kemampuan membangun semangat Pemimpin harus mempunyai diri yang hangat dan aura semangat. Bukan untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk bawahannya juga. Ketika bawahan termotivasi dengan pemimpin, akan mudah pemimpin mengontrolnya. c Inovasi Salah satu terobosan ide adalah inovasi dari sang pemimpin. Pemimpin harus siap siaga dengan perubahan yang ekstrem, dan berusaha secepat mungkin untuk adaptasi. Dengan inovasi perusahaan atau organisasi akan tetap bertahan walaupun diterpa perubahan zaman. d Saling tolong menolong Sifat ini harus ditanamkan kepada setiap anggota, tidak terkecuali pemimpin itu sendiri. Pada dasarnya gaya kepemimpinan transformasional adalah saling menolong, dan saling menutupi kekurangan. e Terbuka Sikap terbuka harus dimiliki oleh pemimpin pada gaya ini. Karena pemimpin berkomunikasi oleh bawahan secara dua arah, dengan itu harus menerima saran dan kritik secara lapang dada. 6. Kelebihan dan Kekurangan Kepemimpinan Transformasional a. Kelebihan Kepemimpinan Transformasional Menggunakan sistem kepemimpinan transformasional dapat memberikan banyak kelebihan, terutama pada organisasi dan perusahaan. Beberapa dari kelebihan dengan memilih metode kepemimpinan seperti ini yaitu antara lain sebagai berikut o Mampu memberikan komitmen yang cukup baik bagi para anggota yang tergabung dalam melaksanakan visi dan misi yang diminta. o Dapat mengarahkan para anggota atau bawahan dalam melakukan tanggung jawab dan tugas yang diberikan sepenuhnya. o Memiliki ketegasan yang dapat membantu mempermudah perusahaan atau organisasi dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. o Mampu meningkatkan hubungan interpersonal antara pimpinan dan bawahan secara maksimal. o Dapat memberdayakan seluruh kemampuan para karyawan atau bawahan yang dipimpin secara optimal. o Penuh dengan motivasi dan semangat yang tinggi untuk mewujudkan tujuan perusahaan secara bersama-sama. b. Kekurangan Kepemimpinan Transformasional Menurut Northouse 2013 ada enam kelemahan dan kritik dari teori kepemimpinan transformasional ini, yaitu; Pertama, bahwa ia tidak memiliki kejelasan konseptual. Karena adanya tumpang tindih substansial antara masing-masing Empat komponen pengaruh ideal, motivasi inspirasional, stimulasi intelektual , dan pertimbangan individual menunjukkan bahwa dimensi itu tidak jelas. Selanjutnya, parameter kepemimpinan transformasional sering tumpang tindih dengan konseptualisasi kepemimpinan serupa. Misalnya, menunjuk bahwa kepemimpinan transformasional dan karismatik sering diperlakukan sinonim, meskipun di beberapa model kepemimpinan karisma hanya salah satu komponen dari kepemimpinan transformasional. Kedua, kritik berfokus pada bagaimana kepemimpinan transformasional diukur. Beberapa peneliti biasanya menggunakan beberapa versi Multifactor Leadership Questionnaire MLQ untuk mengukur kepemimpinan transformasional. Namun, beberapa studi telah mengkritik Konsep Kepemimpinan Transformasional 40 D O I Basirun, Turimah validitas dari MLQ tersebut. Dalam beberapa versi dari MLQ, empat faktor transformasional kepemimpinan pengaruh idealis, motivasi inspirasional, stimulasi intelektual, dan pertimbangan individual berkorelasi tinggi dengan satu sama lain, yang berarti mereka bukanlah faktor yang berbeda Selain itu, beberapa faktor transformasional berkorelasi dengan faktor-faktor transaksional dan laissez-faire, yang berarti mereka mungkin tidak unik dengan model transformasional. Ketiga, bahwa kepemimpinan transformasional memperlakukan kepemimpinan sebagai ciri kepribadian atau kecenderungan bersifat pribadi daripada perilaku melatih orang. Melatih orang-orang dalam pendekatan ini menjadi masalah karena sulit untuk mengajar orang untuk mengubah sifat mereka . Meskipun banyak ahli, termasuk Weber, House, dan Bass, menekankan bahwa kepemimpinan transformasional berkaitan dengan perilaku pemimpin , seperti bagaimana pemimpin melibatkan diri dengan pengikut, ada kecenderungan untuk melihat pendekatan ini dari perspektif sifat. Masalah ini diperparah karena kata transformasional menciptakan gambar dari satu orang menjadi komponen yang paling aktif dalam proses kepemimpinan. Sebagai contoh, meskipun "menciptakan visi" melibatkan input dari pengikut, ada kecenderungan untuk melihat pemimpin transformasional sebagai visioner. Ada juga kecenderungan untuk melihat pemimpin transformasional sebagai orang yang memiliki kualitas khusus yang mengubah orang lain. Keempat, para peneliti belum menetapkan bahwa pemimpin transformasional sebenarnya mampu mengubah individu dan organisasi. Ada bukti yang menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional dikaitkan dengan hasil positif, seperti efektivitas organisasi. Namun dalam penelitian belum menunjukkan hubungan sebab akibat antara pemimpin transformasional dan perubahan pengikut atau organisasi yang jelas. Kelima, kepemimpinan transformasional adalah elitis dan anti-demokrasi. Pemimpin transformasional sering memainkan peran langsung dalam menciptakan perubahan, membangun visi, dan advokasi arah baru. Hal ini memberikan kesan yang kuat bahwa pemimpin bertindak secara independen dari pengikut atau menempatkan dirinya di atas kebutuhan para pengikut. Keenam, Kepemimpinan transformasional memiliki potensi untuk disalahgunakan. Kepemimpinan transformasional berkaitan dengan perubahan nilai-nilai masyarakat menuju visi baru. Tapi siapa yang harus menentukan arah yang baru yang lebih baik dan siapa yang memutuskan bahwa visi baru adalah visi yang lebih baik. Berdasarkan uraian di atas, dipahami bahwa kepemimpinan transformasional memiliki kelebihan dan kekurangan dari sudut pandang yang berbeda yakni kepemimpinan transformasional bisa berjalan maksimal apabila pimpinan dan bawahan dapat bekerjasama dalam menjalankan roda organisasi. PENUTUP Kepemimpinan transformasional sangat dibutuhkan pada era sekarang. Adanya sosok pemimpin yang bisa mengerti bawahan adalah hal yang sangat diharapkan. Dengan itu akan tercipta suatu manajemen yang selaras dan sesuai dengan visi dan misi. Dengan pemimpin yang bisa menciptakan visi menjadi aksi, dan sosok pemimpin yang imajiner juga diharapkan lahir dengan gaya transformasional. Pada gaya transformasional akan terbuka antara pemimpin dan bawahan, sehingga kritik dan saran akan terdengar langsung oleh pemimpin. Dengan kebijakan-kebijakan tersebut diharapkan dapat memajukan suatu peradaban dengan cara yang unik. Perkembangan pemikiran kepemimpinan model transformasional ini lebih menarik dari berbagai ahli baik akademisi maupun praktisi kepemimpinan. karena konsep dan teori dari kepemimpinan transformasional mampu memberikan ukuran dan komponen yang sudah bisa diukur, walaupn masih terdapat berbagai kekurangan dan kritik. Konsep Kepemimpinan Transformasional 41 D O I Basirun, Turimah DAFTAR PUSTAKA Asmarazisa, Dhenny. 2016. “Pengaruh Motivasi Dan Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt. Bank Btn Batam.” Jurnal Dimensi 521–15. Assingkily, Muhammad Shaleh, and Mesiono Mesiono. 2019. “Karakteristik Kepemimpinan Transformasional Di Madrasah Ibtidaiyah MI Serta Relevansinya Dengan Visi Pendidikan Abad 21.” MANAGERIA Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 41147–68. Bakhtiar, Bakhtiar. 2019. “Kategori Kepemimpinan Transformational.” At-Ta‟dib Jurnal Ilmiah Prodi Pendidikan Agama Islam 38–47. Diana, Putri. 2019. “Artikel Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah.” 1– 13. Hakim, Ahmad Firman. 2018. “Pengaruh Kepemimpinan Dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening Studi Kasus Pada Banjarmasin Post Group.” Jurnal Administrasi Bisnis JAB 622131–40. Harmoko, Sapto. 2017. “Gaya Kepemimpinan Transformasional Pada Perpustakaan Perguruan Tinggi Riset.” UNILIB Jurnal Perpustakaan 8121–28. Komariah, Aan. 2014. “Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Iklim Sekolah, Kinerja Mengajar Guru Terhadap Produktivitas Sekolah.” MIMBAR, Jurnal Sosial Dan Pembangunan 301118. Kurniawan, Ervin. 2018. “Analisis Gaya Kepemimpinan Dan Nilai Kepemimpinan Direktur PT Media Rajawali Indonesia.” Agora 62. Lesilolo, Herly Janet. 2013. “Kepemimpinan Transformasional Dalam Rekonstruksi Peran Agama Di Indonesia.” Jurnal Pembangunan Pendidikan Fondasi Dan Aplikasi 1183–93. Prahesti, Devi Shinta, I. Gede Riana, and I. Made Artha Wibawa. 2017. “Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Ocb Sebagai Variabel Mediasi.” E- Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana 72761. Saleem, Hina. 2015. “The Impact of Leadership Styles on Job Satisfaction and Mediating Role of Perceived Organizational Politics.” Procedia - Social and Behavioral Sciences 172563–69. Senny, Mei Hardika, Lanny Wijayaningsih, and Mozes Kurniawan. 2018. “Penerapan Gaya Kepemimpinan Transformasional Dalam Manajemen PAUD Di Kecamatan Sidorejo Salatiga.” Scholaria Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan 82197–209. Setiawan, Bahar Agus, and Abd. Muhith. 2013. “Transformational Leadership Ilustration in the Education Organization.” 184. Shalahuddin. 2015. “Karakteristik Kepemimpinan Transformasional.” Jurnal Kependidikan Islam IAIN Sulthan Thaha Saifuddin 656599. Suarga, Suarga. 2017. “Efektivitas Penerapan Prinsip-Prinsip Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Peningkatan Mutu Layanan Administrasi Pendidikan.” Idaarah Jurnal Manajemen Pendidikan 1123–33. Suryana, Asep. 2010. “Konsep Dasar Kepemimpinan.” Kepemimpinan Dan Manajemen Pendidikan Dasar 1–77. Veneta, Febyola, and Sholihati Amalia. 2019. “Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Organizational Citizenship Behaviour Studi Kasus PT Komatsu Undercarriage Indonesia.” Jurnal Riset Bisnis Dan Investasi 4323. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Veneta Sholihati AmaliaThe purpose of this research is to analyze the influence of transformational leadership on organizational citizenship behavior. This research uses quantitave descriptive method. The sample in this study was 150 employees of Komatsu Undercarriage Indonesia Ltd, using non-probability sampling - saturation sampling. The collection of information in this study was conducted by providing questionnaires to employees and analyzed by using descriptive analysis, correlation, regression, coefficient of determination, and hypothesis testing. The results of this study indicate that transformational leadership affects organizational citizenship behavior by 31,5% and the rest is influenced by other factors. Analysis results show that transformational leadership has a significant effect on organizational citizenship Shaleh AssingkilyMesiono MesionoThis paper discusses the characteristics of transformational leadership in Islamic Elementery School MI. It focuses on how the basic concepts of this kind of leadership are relevant to the 21st century education vision, on the what are the essential steps of a transformational leader on investigaties the strengths and weaknesses of transformational leadership in developing the quality of human resources in managing a school. This research used a qualitative approach with the main data of a literary study. The results of this research indicate that 1 the characteristic of transformational leadership through idealized influence, inspirational motivation, intelectual stimulation, and individual consideration 4I are relevant to the vision of 21st century education. The characteristics are built in the form of life and career skills, learning and innovation skills, information, media, and technological skills, 2 the steps for a transformational leader to face the vision of 21st century education are described in the concept of 4I which is combined with 4C critical thinking and problem solving, creativity and innovation, communication, and collaboration towards 3 vision of education in the 21st century, and 3 the advantages of transformational leadership are in cost savings, high commitment, actualization of the potential human resources, and interpersonal communication, while the weaknesses are that it requires a relatively longer time, uneven empowerment, needs intense attention, and is difficult to apply to members in the number of Hardika Senny Lanny WijayaningsihMozes KurniawanThe purpose of this study is to prove that the transformational leadership style can be applied and to describe how it is applied in Early Childhood Education management in Sidorejo District of Salatiga. This descriptive qualitative research used the sampling using technique purposive. Techniques of collecting data using interviews, observation and documentation. Many phenomena researchers find in some kindergartens in the city of Salatiga are examples many teachers resigned each year, they lack of motivation and awareness of their duties as teachers or perform tasks only because of rewards or punishment, and lack of trust and loyalty to the institution school. With the implementation of this transformational leadership style, it provides some positive impacts, principals being role models, encouraging subordinate performance, harmonizing the work environment, empowering employees, acting on the value system, continuously improving their capabilities, and having the ability to cope with complex situations. So with this study, the authors hope this transformational leadership style can be applied in school institutions that have not used this style of leadership, especially early childhood institutions because the results show that the transformational leadership style is very effective applied to early childhood education management. Aan KomariahThe purpose of this studyis to empirically examine the direct and indirect relationship among transformational leadership, school climate, teacher performance, and school productivity in vocational school in Bandung District. Correlational research method with Structural Equation Modeling SEM. The population includes all vocational teachers in Bandung District 1843 as of 31 vocational schools with a sample of 286 people. The results showed that transformational leadership, school climate, teacher performance and productivity of schools have relationships that are positive and significant direct and indirect. Hina SaleemThe present study aims to investigate the impact of leadership styles on job satisfaction and to see if perceived organizational politics has a mediating role or not. In this study descriptive research design was used and a quantitative research was conducted. The sample of this study was selected through non-probability convenience sampling. Research finding revealed that transformational leadership has a positive impact on job satisfaction and transactional leadership has a negative impact on job satisfaction. Findings also suggest that, perceived organizational politics partially mediate the relationship between both leadership styles and job AsmarazisaPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Motivasi dan Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Bank BTN Batam. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan survei yang terdiri dari Variable Motivasi dan Kepemimpinan X dan Kinerja Karyawan Y, untuk membuktikan pengaruh motivasi dan kepemimpinan terhadap kinerja karyawan, maka penulis mengumpulkan data dengan cara penyebaran kuisioner sebanyak 50 orang responden sebagai sampel yang diambil dari karyawan PT. Bank BTN Batam, data yang terkumpul melalui kuisioner diolah dengan menggunakan aplikasi program Statistical Product and Service Solution SPSS versi 21, hasil penelitian menunjukan bahwa motivasi dan kepemimpinan secara bersama – sama berkontribusi memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan sebesar 68,5 %, adapun sisanya sekitar 31,5% dipengaruhi oleh faktor lain, hasil analisis regresi secara parsial menunjukan bahwa variabel motivasi dan kepemimpinan secara individual mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja Janet LesiloloAbstrak Indonesia dalam Orde Baru sangat kuat menekankan ideal-ideal sentralisasi, otoritarianisme dan birokratisme. Konteks ini mengakibatkan terjadinya kemerosotan peran agama. Satu sisi, praktek ketidakpedulian etik, ketidakpedulian moral dan ketidakpedulian sosial semakin melekat dengan perilaku manusia beragama. Disinilah letak peran penting pemimpin agama, untuk merekontsruksi peran agama, hingga peran agama menjadi suatu kebutuhan utuh bagi pemeluknya. Kepemimpinan transformasional, dengan ciri utama perubahan diri diharapkan dapat merekonstruksi peran agama di Indonesia dengan Pertama, menginternalisasi hak, kesamaan dan kesetaraan dalam lingkung kehidupan beragama. Kedua, membumikan makna martabat manusia yang bernilai dalam berinteraksi dan berkomunikasi. Ketiga, menerapkan apresiasi toleransi keragaman. Keempat, memobilisasi kolektif dengan adaftif sebagai upaya penghilangan diskriminasi, stereotipe dan prasangka, dan Kelima, membangun demokrasi dalam dialog, dengan keadilan, kedamaian, kebebasan dan Jurnal Ilmiah Prodi Pendidikan Agama Islam 38-47. Diana, Putri. 2019Bakhtiar BakhtiarBakhtiar, Bakhtiar. 2019. "Kategori Kepemimpinan Transformational." At-Ta"dib Jurnal Ilmiah Prodi Pendidikan Agama Islam 38-47. Diana, Putri. 2019. "Artikel Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah." 1-13. Skip to content BerandaFitur LengkapHargaPrivate CloudLoginCoba Gratis Mengenal Ciri, Prinsip, dan Pro-Kontra Gaya Kepemimpinan Transformasional Mengenal Ciri, Prinsip, dan Pro-Kontra Gaya Kepemimpinan Transformasional Kesuksesan sebuah bisnis tentu tidak terlepas dari gaya kepemimpinan di dalamnya. Umumnya, pemimpin yang visioner mampu membawa setiap anggota timnya bergerak maju dalam menciptakan perubahan dan mencapai tujuan. Dalam hal ini, pemimpin visioner yang dimaksud kemungkinan besar menerapkan gaya kepemimpinan transformasional. Apa itu kepemimpinan tranformasional? Artikel ini akan membahas secara lengkap pengertian dari gaya kepemimpinan tersebut, beserta ciri, prinsip, dan pro-kontra terkait. Apa itu Kepemimpinan Transformasional? Istilah kepemimpinan transformasional sebenarnya diciptakan oleh sejarawan dan penulis biografi bernama James MacGregor Burns pada tahun 1978, namun baru dikenal luas dalam beberapa tahun terakhir. Ada begitu banyak definisi kepemimpinan tranformasional menurut para ahli. Namun, secara garis besar, gaya kepemimpinan transformasional adalah cara seorang pemimpin memotivasi dan memberdayakan orang-orang di bawah tanggung jawabnya untuk bekerja sama mewujudkan visi perusahaan. Dalam menjalankan tugasnya, seorang pemimpin transformasional memberikan anggotanya ruang lebih untuk mengasah skill yang mereka perlukan di tempat kerja. Keleluasaan tersebut menginspirasi anggotanya untuk menjadi lebih kreatif dalam berinovasi dan menemukan solusi baru untuk setiap permasalahan. Anggota juga akan memiliki cara pandang baru, bersamaan dengan tingkat kepuasan kerja dan komitmen yang tinggi. Yang pada akhirnya memungkinkan pemimpin menciptakan budaya dan lingkungan kerja yang sehat, efektif, dan efisien bagi semua. Baca juga Bagaimana Cara Menjadi Pemimpin yang Efektif? Berikut Tipsnya Ciri-Ciri Gaya Kepemimpinan Tranformasional Seorang peneliti bernama Bernard M. Bass pada tahun 1985 merumuskan empat elemen utama yang harus dimiliki oleh sosok dengan gaya kepemimpinan transformasional. Begitu pun menurut Robbins dan Judge 200891, dimana ciri-ciri kepemimpinan tranformasional itu, meliputi 1. Stimulasi Intelektual Intellectual Stimulation Kondisi perusahaan yang stagnan adalah musuh nomor satu bagi para pemimpin tranformasional. Mereka selalu berusaha untuk mengubah pemikiran, teknik, dan target usang yang selama ini masih dipertahankan. Untuk mencapainya, mereka selalu membuka peluang baru bagi setiap anggotanya untuk belajar. Mereka proaktif menggerakan setiap anggotanya untuk mengeksplor cara-cara baru dalam melakukan sesuatu dan berinovasi menghasilkan solusi. Jadi, stimulasi intelektual bisa diartikan sebagai perilaku pemimpin dalam meningkatkan kecerdasan timnya guna meningkatkan kreativitas dan inovasi, rasionalitas, serta pemecahan masalah secara cermat. 2. Konsiderasi Individual Individualized Consideration Seorang pemimpin dengan gaya kepemimpinan transformasional mampu memahami perbedaan individual para bawahannya. Mereka paham bahwa setiap manusia adalah individu yang unik. Dengan menerapkan komunikasi dua arah, mereka bisa mendengarkan sekaligus memberikan dukungan atau apresiasi terhadap prestasi dan pertumbuhan anggotanya. Pemimpin ini pun bisa menjaga alur komunikasi tetap terbuka sehingga anggotanya merasa bebas untuk berbagi ide, kritik, ataupun saran. 3. Motivasi Inspirasional Inspirational Motivation Motivasi inspirasional ditandai dengan perilaku pemimpin yang memiliki visi yang jelas dan mampu mengomunikasikannya kepada setiap anggota. Pada prosesnya, mereka juga cenderung berperan sebagai mentor dan coach yang fokus mendampingi. Mereka pun tak hanya memberikan tantangan, namun juga senantiasa membangkitkan optimisme, antusiasme, dan motivasi dalam diri setiap anggotanya. 4. Idealisasi Pengaruh Idealized Influence Idealized influence disebut juga sebagai seorang pemimpin yang kharismatik, di mana anggotanya memiliki keyakinan yang mendalam terhadap pemimpinnya, merasa bangga bisa bekerja bersama, dan mempercayai kapasitas pemimpinnya dalam mengatasi setiap permasalahan. Seorang pemimpin transformasional juga berfokus membangun budaya perusahaan di mana setiap orang di dalamnya mau bergotong royong untuk kebaikan bersama. Mereka pun menyadari bahwa pemimpin adalah sosok panutan, sehingga mereka harus mencontohkan standar moral yang sama agar setiap anggotanya berpandangan selaras. Baca juga 10 Ciri-ciri Kepemimpinan yang Baik, Wajib Diketahui! Prinsip Kerja Kepemimpinan Transformasional Menurut Erik Rees 200, prinsip-prinsip yang harus diciptakan oleh seorang pemimpin tranformasional, meliputi 1. Simplifikasi. Seorang pemimpin harus dapat mengungkapkan visinya secara jelas, praktis, dan transformasional, sebagai arah pergerakan organisasi. 2. Motivasi. Pemimpin transformasional harus memiliki kemampuan mendapatkan komitmen semua orang yang terlibat dalam visi. Ketika seorang pemimpin menciptakan sebuah sinergi dalam organisasi, maka ia seharusnya juga mampu memotivasi dan mengoptimalkan setiap anggotanya. 3. Fasilitasi. Pemimpin transformasional secara efektif memfasilitasi pembelajaran yang terjadi dalam organisasi secara kelembagaan, kelompok, maupun individual. Hal ini akan berdampak pada bertambahnya modal intelektual setiap pengikutnya. 4. Mobilitasi. Pemimpin mengerahkan sumber daya yang ada untuk melengkapi dan memperkuat setiap orang terlibat dalam mencapai suatu visi. 5. Siap-siaga. Ditandai dengan kemampuan untuk selalu belajar tentang diri mereka dan terbuka terhadap perubahan dengan paradigma baru yang positif. 6. Tekad. Tekad seorang pemimpin untuk menyelesaikan tugas hingga tuntas juga didukung oleh pengembangan disiplin spiritualitas, emosi, fisik, serta komitmen. Baca juga Kepemimpinan Informal Pengertian dan Cara Menjadi Pemimpin Informal Pro-Kontra Gaya Kepemimpinan Transformasional Selayaknya gaya kepemimpinan lain, kepemimpinan transformasional juga memilki kelebihan dan kekurangan. Dalam hal kelebihan, gaya kepemimpinan ini sangat baik dalam mengomunikasikan ide-ide baru, menyeimbangkan visi jangka pendek maupun jangka panjang, hingga membangun koalisi yang kuat dan rasa saling percaya. Lewat bimbingan ekstensif yang diberikan oleh pemimpin tranformasional, perusahaan juga secara tidak langsung membentuk karyawan lainnya untuk menjadi calon pemimpin terbaik selanjutnya. DI sisi lain, kontra atau kekurangan gaya kepemimpinan ini ialah tidak cocok untuk diterapkan dalam organisasi yang masih berada pada tahap awal perintisan maupun yang baru seumur jagung dan tidak memiliki struktur. Sama halnya jika diterapkan dalam organisai yang dibentuk hanya untuk sementara waktu, gaya kepemimpinan ini tidak efektif untuk dilakukan. Baca juga Kepemimpinan Afiliatif Pengertian Lengkap dan Tips Mengembangkannya Kesimpulan Demikianlah penjelasan mengenai kepemimpinan tranformasional, lengkap dengan uraian terkait ciri-ciri, prinsip, serta pro-kontra terkait. Jika Anda ingin menjadi salah satu pemimpin tranformasional, Anda tentu tidak boleh cepat berpuas diri dan harus mau mempelajari banyak hal. Salah satu diantara hal yang bisa Anda pelajari, terlebih jika Anda bekerja di bidang keuangan dan bisnis, ialah manajemen atau pengelolaan keuangan. Saat ini, telah tersedia metode yang lebih otomatis, cepat, dan akurat dalam pengelolaan keuangan. Accurate Online merupakan software akuntansi yang menyediakan pengelolaan keuangan yang lebih praktis, yang bisa diakses kapanpun dan dimanapun. DI dalamnya, terdapat banyak fitur dan keunggulan yang bisa digunakan untuk kemudahan Anda dalam mengelola keuangan dan bisnis. Lebih dari 200 jenis laporan keuangan dan bisnis pun tersedia dan telah dibuktikan mampu membantu pebisnis mencapai kesuksesannya. Anda tertarik mencobanya secara gratis selama 30 hari? Silahkan klik tautan gambar di bawah ini. Seberapa bermanfaat artikel ini? Klik salah satu bintang untuk menilai. 0 pembaca telah memberikan penilaian Belum ada yang memberikan penilaian untuk artikel ini Jadilah yang pertama! As you found this post useful... Follow us on social media! We are sorry that this post was not useful for you! Let us improve this post! Tell us how we can improve this post? Seorang wanita lulusan sarjana manajemen bisnis dan akuntansi yang hobi menulis blog tentang manajemen bisnis secara spesifik. Bagikan info ini ke temanmu! Related Posts Page load link